Bertahun-tahun ngeblog didunia skincare dan kosmetik, ilmuku memang belum mumpuni (karena masih harus banyak belajar tentang hal tersebut). Rasanya semakin belajar, jadi semakin sadar bahwa "oo ternyata banyak yang belum kuketahui". Tapi meskipun banyak yang belum kuketahui, ada satu hal yang dari dulu sudah kuperhatikan.
"Bahwa jangan sembarangan pakai skincare maupun kosmetik. Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar BPOM, dan Kadaluarsa) dari produk, dan pastikan produk yang kita pakai aman. Kalau untuk kulit yang bermasalah, lebih baik ke dokter kulit daripada pakai produk abal-abal yang katanya bisa memberikan segala solusi untuk masalah kulit dengan embel-embel cepat putih dan glowing".
Cara taunya aman gimana? ya dengan update ilmu sedikit, minimal tentang "ingredients" atau "bahan" yang ada dalam skincare maupun kosmetik. Kita harus tau, mana yang boleh dipakai, mana yang tidak boleh dipakai, dan mana yang harus dihindari. Apalagi sekarang saya juga sedang hamil, jadi ada beberapa bahan skincare yang sedang harus saya hindari (makin selektif deh).
Kalau bahan yang sudah pasti tidak boleh dipakai yaitu produk yang mengandung merkuri, hydroquinon, dan juga steroid karena itu hanya akan memberikan efek putih instan tapi PASTI akan menimbulkan masalah dimasa yang akan datang.
Nah.. memang, sudah saatnya kita menyerukan bersama untuk STOP KOSMETIK BERMERKURI ! karena ada petaka dibalik janji putih dalam sekejap tersebut.
BPOM RI (Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia) pada tanggal 16 September 2020 sempat mengadakan acara cosme talk - webinar talkshow via zoom bersama narasumber terpercaya dan juga peserta dari berbagai kalangan termasuk blogger untuk membahas hal tersebut. Bersama host teryahud yaitu mba Ankatama, acara ini berlangsung seru selama kurang lebih 2 jam (dari jam 10 sampai jam 12 siang).
Acara ini juga ditayangan dalam live Youtube maupun instagram BPOM RI. Tujuannya adalah untuk sharing knowledge kepada masyarakat agar semakin banyak yang aware tentang bahaya kosmetik maupun skincare bermerkuri.
Pembukaan acara dilakukan oleh Dr. Peny K. Lukito, MCP selaku kepala BPOM RI. Beliau mengatakan bahwa :
"Meskipun sudah dilarang, penggunaan bahan berbahaya yaitu merkuri dalam kosmetik / skincare kenyataannya masih ada. Saat ini masih ada pasokan/supply yang bersama harus kita berantas. Selain itu juga masih ada permintaan/ demand dari masyarakat ."
Kenapa hal ini bisa terjadi? Kenapa masih banyak peminat kosmetik / skincare yang mengandung merkuri ?
1. Karena masyarakat masih banyak yang berasumsi bahwa cantik itu harus putih sehingga ketika ada produk yang overclaim putih dan glowing dalam sekejap maka masyarakat masih terbuai padahal didalamnya terdapat bahan berbahaya.
2. Pengetahuan tentang bahaya ini juga belum merata dimasyarakat, sehingga mereka mengabaikan keamanan dan gangguan kesehatan yang akan dialami apabila menggunakan produk yang mengandung bahan berbahaya ini.
Maka dari itu, diharapkan dengan adanya edukasi semacam ini maka akan semakin terbuka wawasan masyarakan tentang produk skincare maupun kosmetik berbahaya yang tidak boleh dipakai dikulit wajah kita.
Kita sebagai blogger dan masyarakat juga jangan pernah lelah untuk menjadi Agent of Change (untuk terus sharing informasi yang kita ketahui demi kebaikan bersama karena saat ini masih banyak sekali beredar kosmetik dan skincare pemutih ilegal yang berbahaya) dan masalahnya adalah masih banyak masyarakat yang tidak tahu akan bahaya tersebut.
Dengan menulis ini, saya harap informasi yang saya dapatkan dari cosme talk - webinar talkshow bersama BPOM ini dapat berguna untuk semua yang membaca postingan blog ini.
Selanjutnya Dra. Maya Agustina Andarini, Apt, M. Sc selaku Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional Suplemen Kesehatan dan Kosmetik, menerangkan tentang apa itu merkuri dan bahaya yang nanti ditimbulkan yaitu sebagai berikut :
"Merkuri pada dasarnya adalah logam yang berbentuk cair dan warnanya silver atau biasanya kita kenal dengan air raksa. Merkuri biasanya dimanfaatkan di termometer untuk menunjukkan kenaikan suhu. Merkuri akan menguap diatas suhu 370 drajat celcius namun pada saat ini banyak disalahgunakan untuk tambahan bahan kosmetik maupun skincare".
"Penggunaan merkuri dalam waktu yang konstan dan lama, tidak hanya berefek pada kulit wajah tapi juga dapat menimbulkan masalah yang lain bahkan sampai menyebabkan kanker. Maka dari itu sesuai Peraturan BPOM No. 23 tahun 2019 merkuri dilarang pemakaiannya, namun kenyataannya masih banyak supply/pasokan dan demand/permintaan yang beredar di masyarakat karena kurangnya pengetahuan dalam masyarakat tersebut."
Dalam hati mikir "Kok gabisa bedain sih mana yang asli mana yang KW? Mana yang abal-abal mana yang terpercaya". Ternyata ya memang itu kenyataan yang saat ini terjadi di masyarakat, sesuai dengan pernyataan Dra, Maya Agustina Andarini itu tadi bahwa masih banyak masyarakat kurang pengetahuan sehingga mengabaikan sisi keamanan dan kesehatan melainkan hanya mengedepankan efek semu yaitu putih dan glowing dalam sekejap.
Setelah Dra. Maya Agustina selesai menjelaskan, selanjutnya host mengundang dr. Anggind G. Andromeda (Dokter Gand Lich) yang juga merupakan youtber dan pengamat kosmetik untuk menyampaikan materinya.
Menurut Dokter Grand Lich, ada sedikit kabar baik bahwa ditahun 2020 ini merkuri sudah jarang terdapat di produk kosmetik maupun skincare yang beredar di Indonesia namun tetap saja ada bahan berbahaya yang masih banyak beredar yaitu hydroquinon dan steroid dengan konsentrasi diatas 2%.
Dan kalau ada tes yang menyebutkan bahwa apabila ada skincare ataupun kosmetik yang digosok emas menjadi warna hitam , maka itu adalah HOAX. Karena cara terbaik untuk menguji sebuah produk apakah berbahaya atau tidak adalah dengan menguji kandungannya di Lab. Satu lagi yang perlu diperhatikan, apabila sebuah produk tidak mencantumkan apa saja ingredientsnya (atau kemasan produknya polosan) itu juga patut dicurigai.
Setelah dokter Grand Lich, selanjutnya ada materi dari dr. Lisrya Paramita, Sp. KK yang merupakan dokter spesialis kulit & kelamin.
Materi yang disampaikan oleh Dr. Mita lebih ke arah ilmiah dan sangat bagus untuk semakin menyadarkan kita semua tentang bahaya penggunaan merkuri, apa akibatnya, dan bagaimana cara kerjanya dikulit kita.
dr Mita, spkk menjelaskan bahwa gejala intoksikasi penggunaan merkuri, adalah sebagai berikut :
- Lokal (kulit) akan terasa panas, gatal, dan wajah menjadi merah saat terkena paparan sinar ma tahari, dermatitis, hipo/hiperpigmentasi, baboon syndrome, erythema persisten
- Sistemik berasa gangguan kerusakan ginjal (nephrotoxic → nephrotic syndrome, decreased renal output, renal failure), gangguan neuro-psikiatri (irritability, insomnia, depression, anxiety, and memory loss), saluran percernaan (muntah, diare), kerusakan permanen otak, gangguan perkembangan janin, aborsi, kanker (karsinogenik)
- Racun kumulatif
- Keparahan gejala tergantung dari konsentrasi merkuri, durasi penggunaan, frekuensi penggunaan, luas paparan, jenis produk yang digunakan, karakteristik kulit.
Perlu disadari juga, munculnya tanda-tanda sebagai berikut:
- NON SPESIFIK
- Kulit kering, kasar, kelupas, kemerahan pada kulit, rasa terbakar, gatal, panas, sensitif terhadap sinar matahari (Seringkali diabaikan dan dianggap sebagai “proses wajar” dari krim pemutih tersebut sedang bekerja).
- Lama-kelamaa akan terjadu kerusakan kulit (dermatitis, hipo/hiperpigmentasi, baboon syndrome, erythema persisten), gangguan sistemik.
Cara Kerja Merkuri di Kulit kita :
Sedikit yang bisa saya tangkap ketika dokter mita menjelaskan, pada intinya ketika menggunakan produk yang mengandung bahan berbahaya merkuri, maka senyawa merkuri klorida yang ada akan melepaskan asam klorida, kemudian terjadi pengelupasan lapisan epidermis kulit. Ini yang menyebabkan kulit menjadi tipis dan sangat sensitif, serta terasa panas dan gatal serta merah saat terkena matahari.
Selain itu merkuri juga menghambat kerja enzim tyrosinase yang kemudian akan menghambat pembentukan melanin kulit. Ini yang akan mengakibatkan kulit putih secara instan, tiba-tiba warna kulit jadi putih bahkan putih pucat karena pembentukan melanin kulit kita sedang terhambat. Padahal melanin kulit ini juga sangat penting bagi kita, Melanin adalah penyerap cahaya yang efektif. Pigmen mampu mengusir lebih dari 99,9% radiasi UV yang diserap. Nah kalau tidak ada melanin kulit, yang terjadi sinar radiasi UV akan terserap sepenuhnya dan dapat menimbulkan kanker
Pemulihan penggunaan krim abal-abal ini nantinya akan sangat butuh usaha loh. Mending kalo efek bahayanya masih sebatas dikulit saja, pemulihannya mungkin bisa ke dokter kulit saja. Tapi kalo efeknya sudah sampai ke bagian tubuh lain gimana? Ketika udah sampai kanker bagaimana? akan butuh penanganan dokter lainnya, tidak hanya dokter kulit. Wah bahaya banget kan tuh.
Coba deh googling "bahaya penggunaan produk yang mengandung merkuri" pasti hasilnya serem serem.
Dulu pernah liat temen kantor yang pakai produk semacam itu, alasannya karena KATANYA racikan dokter, tanpa ingredients dan yang penting KATANYA racikan dokter. Memang putih untuk 1-3 bulan pertama, tapi bulan kemudian kulitnya putih glowing dan tipis tapi menyiksa karena gatal dan panas. Setelah stop menggunakan krim tersebut, dia baru sadar kalau kemudian keluar jerawat batu besar-besar, untuk memulihkannya sampai harus cuti beberapa hari karena harus berobat ke dokter kulit. Niatnya cantik, malah boncos.
Dulu saya juga beranggapan bahwa saat saya hitam, maka saya jelek, lalu saya berusaha untuk melakukan perawatan supaya menjadi putih. Tapi untungnya saya tidak terbuai dengan produk abal-abal yang beredar. Dan alhamdulilah sekarang sudah sadar, bahwa putih itu tidak penting, yang penting adalah kulit sehat dan cerah.
Bahan apa yang bisa digunakan untuk mencerahkan wajah selain merkuri ?
- Niacinamide
- Vitamin C
- Kojic Acid
- Arbutin
- Gluthation
- Licorice
- dll
Lalu Apa yang akan dilakukan BPOM?
BPOM senantiasa melakukan penanganan berupa pengecekan berkala dari hulu ke hilir, mulai dari produk diproduksi, diberikan izin edar, diedarkan hingga ke tangan konsumen. Termasuk juga distribusi, evaluasi iklan hingga evaluasi efek samping produk.
Lalu BPOM juga mengusahakan untuk memutus rantai Permintaan dan Penawaran produk berbahaya ini. Penawaran akan berkurang jika permintaan juga berkurang. Maka dari itu selain turun ke lapangan langsung, BPOM juga mengajak partisipasi masyarakat melalui edukasi semacam cosme talk - webinar talkshow untuk mengajak masyarakat sadar akan bahaya produk kosmetik dan skincare berbahaya.
Tugas BPOM dilaksanakan oleh 33 balai besar di seluruh ibukota propinsi dan 40 lokal POM di beberapa kota di Indonesia. Namun, masalah yang ada saat ini tidak bisa ditangani oleh satu instansi saja yaitu BPOM, masalah yang sudah ada dimasyarakat juga harus dimulai penanganannya lewat masyarakat.
Lantas sebagai masyarakat, Kita bisa apa?
1. Cerdas dalam memilih produk skincare maupun kosmetik. Caranya sesuai pembukaan saya tadi, selalu Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar BPOM, dan Kadaluarsa) dari produk.
2. Tidak lagi terjebak stigma kulit cantik harus putih, sehingga tidak terobsesi untuk mendapatkan kulit putih dengan cara apapun tanpa memperhatikan keamanan dan kesehatannya.
3. Jangan mudah tergiur oleh klaim berlebihan suatu produk, terutama untuk produk yang mengatakan bahwa putih bisa didapatkan dalam waktu sekejap.
4. Laporkan ke BPOM apabila menemukan produk berbahaya yang beredar dimasyarakat melalui ulpk.pom.go.id
Di akhir sesi talkshow, dijelaskan bahwa BPOM pernah melakukan uji sampling pada 192 produk kosmetik/skincare dan hasilnya ada 57 yang mengandung bahan berbahaya. ada beberapa produk skincare berbahaya yang sempat disebuktan (sebagai pengetahuan kita supaya tidak terjebak ) yaitu :
1. Natural 99
2. Widya Skincare Temulawak
3. Kosmetik ester
4. Kosmetik tabita
dll.
Sekian materi yang saya tangkap dari Cosme talk webinar talkshow bersama BPOM tanggal 16 September 2020 kemarin. Semoga materi yang saya tulis kembali diblog ini bisa bermanfaat untuk masyarakat. :)
Padahal mercuri itu bahan yang berbahaya buat kosmetik, tapi ntah kenapa masih banyak produk kecantikan yang pake bahan itu.
ReplyDeleteiya semoga konsumennya udah paham kalo itu berbahaya jadi ga terjebak lagi. Amiin
DeleteIni cuma terjadi di Indonesia atau terjadi di negara lain juga ya mbak, pemikiran kalau cantik itu harus putih, ngenes bacanya, soalnya kulitku sawo matang hahahahha. Untung aku ga obsesi pgn putih, takut malah kalau pakai kosmetik yg memutihkan.
ReplyDeleteHmm kayanya beda negara beda budaya dan beda presepsi juga soal warna kulit ini. Kalau di barat sih, malah pengen yang kulitnya agak tan alias lebih suka kulit coklat kayak orang indonesia.
DeleteHahhaa iya mba capek kalo nuruti obsesi pengen putih itu. Mending dirawat aja sampe kulitnya jadi cerah gitu bukan putih tp kayak ngerubah gen :D
Ngeri banget emang dengan produk kosmetik yg mengandung merkuri dan bahan2 yg membahayakan untuk kulit. Huhu
ReplyDeleteApalagi di desaku mbak, byk bgt mama mudah yg skrg glowing2 buanget dlm wkt 2 minggu.. :(
Iya tp pasti kalo dikasi tau mengelak itu ya mamah mamah mudanya :')
DeleteSaya jadi sedikit tahu ciri-ciri kosmestik yang mengandung merkuri
ReplyDeleteTernyata sangat berbahaya
Stop Kosmestik Mercury!
Karena banyak yang bilang kalo cantik itu harus putih maka orang tidak sadar kalo pakai produk kosmetik yang mengandung merkuri, tahunya cuma bikin kulit putih dalam sekejap, padahal efeknya berbahaya buat kulit ya.
ReplyDeleteDuh, jadi ngeri, mendingan pakai cara yang alami ya mbak.
Assalamualaikum... Blogwalking..silaturahmi.
ReplyDeletesaya setuju mbak, masih banyak produk whitening masih menggunakan mercury, meskipun kadarnya berkurang.
Saya dulu pernah nge-kost di rumah dr. Grandy, Beliau kawan sekampus saya.
keep posting
sila mampir blog saya. :)
Setuju banget cantik itu tidak identik harus putih jadi jangan ngoyo penge cepat putih dengan produk kosmetik
ReplyDeleteUntung aku msh bangga Ama kulitku yg sawo matang :p. Ga kepengin juga kliatan putih, tp bukan putih yg cerah, melainkan pucet. Malah serem sih ngeliatnya. Apalagi kalo berujung breakout parah kalo sampe stop. Tp diterusin malah bisa kena ginjal dan kanker utk waktu lama.
ReplyDeleteMemang udh waktunya semua sadar bahaya2 kosmetik bermekuri ini ya mba. Dan mengubah mindset kalo cantik itu ga harus putih.
Kalau menurut saya, zaman sekarang tuntutan kulit makin putih kek hantu eh salah, kek glowing gitu makin berasa deh, saking demam Korea meraja lela, which is orang sono kan putih kek porselen *eh :D
ReplyDeleteDulu tuh pernah, 20puluhan taun lalu deh kayaknya, ada paket skinker yang bikin putih dalam sekejap.
Meski ya kulit wajah juga ikutan terkelupas.
Sedihnya, saya juga pernah dipaksa teman buat beli produk yang dia jual, trus baru sekali pake udah bikin kulit saya terkelupas dong, dan memang baunya nyengat banget, kek siram alkohol ke muka hahahaha
kalau dibandingin sepuluh tahun lalu, kayaknya sekarang banyak yang mulai sadar deh. lebih baik kulit cerah dibanding putih instan. mungkin orang-orang yang di desa yang masih butuh edukasi soal ini
ReplyDeleteharus ada ilmunya juga kalau bersolek ya, tak sekedar murah atau terkenal.. yg penting aman untuk kulit
ReplyDeleteiya heran banget lho masih banyak yang jual krim abal2 dan laris manis padahal udah banyak yang bermasalah pakai produk itu
ReplyDeleteAkupun heran kok masih beredar produk2 yang ada bahan berbahaya nya ini
ReplyDeleteKok bisaaa
Apa ndak ada yang awasii?
Huftt
btw selamat ya udah siap pny momongan, smg sehat semuanya
ReplyDelete