Mengkoleksi sesuatu bisa jadi bertentangan dengan gaya hidup ala kon marie yang minimalis, tapi memang mengkoleksi sesuatu bisa jadi hobby yang menguntungkan. Disini saya akan menceritakan tentang koleksi barang dikos karena memang masih ngekos. Nanti kalau udah punya keluarga atau punya rumah sendiri, mungkin koleksinya beda lagi seperti koleksi panci, gelas ataupun tupperware.
Yak!
Koleksi saya sebagai anak kos adalah :
Yak!
Koleksi saya sebagai anak kos adalah :
Berawal dari koleksi lipstick, saya mulai sok-sok ngereview lipstick diblog ini bertema "beauty talks". Awalnya pusing sendiri lihatin koleksi lipstick karena saya mulai jadi ABG (Anak Baru Gede) dimana setiap ke counter makeup nggak tahan untuk nggak beli lipstick. Daripada nganggur, lebih baik saya review supaya orang lain nggak terjebak seperti saya (salah beli shade lipstick atau apalah).
Dulu saya kalau beli mah beli aja, nggak lihat review dulu.
Sekarang rasanya kurang afdol beli sesuatu kalau belum baca review dari orang lain.
Setelah bosan dengan lipstick, saya lanjut koleksi makeup.
Seperti pepatah diatas langit masih ada langit, saya yang awalnya "asal gincuan" lama-lama ingin belajar lebih banyak lagi tentang dandan, yaitu tentang pengaplikasian makeup.
Koleksi makeup saya memang tidak banyak, tapi cukup untuk eksplorasi sendiri tentang makeup mulai dari Primer, Foundation, Pensil alis, Concealer, Eye shadow, Blush on, Bulu Mata palsu, Mascara, Eyeliner, brush, dan lain lain. (Sempat kepikiran jadi MUA tapi malah maju mundur syantik, malah gajadi).
Dulu saya kalau beli mah beli aja, nggak lihat review dulu.
Sekarang rasanya kurang afdol beli sesuatu kalau belum baca review dari orang lain.
Setelah bosan dengan lipstick, saya lanjut koleksi makeup.
Seperti pepatah diatas langit masih ada langit, saya yang awalnya "asal gincuan" lama-lama ingin belajar lebih banyak lagi tentang dandan, yaitu tentang pengaplikasian makeup.
Koleksi makeup saya memang tidak banyak, tapi cukup untuk eksplorasi sendiri tentang makeup mulai dari Primer, Foundation, Pensil alis, Concealer, Eye shadow, Blush on, Bulu Mata palsu, Mascara, Eyeliner, brush, dan lain lain. (Sempat kepikiran jadi MUA tapi malah maju mundur syantik, malah gajadi).
2. Novel Harry Potter
Gambar flatlay ekspektasi :
Buku Harry Potter saya dalam realita kehidupan aslinya :
Pertama kali baca novel Harry potter adalah sewaktu aku masih SD. Seri Harry potter yang saya baca yaitu Harry Potter & the chamber of secrets (Buku kedua). Dari situ imajinasi saya bergelora, senang sekali rasanya membaca novel yang membuat imajinasi ini bekerja. Cerita J.K Rowling menurutku luar biasa karena narasinya membuat semua orang yang suka cerita fiksi tenggelam dalam sebuah cerita.
Lalu setelah baca buku kedua Harry Potter, muncullah keinginan untuk baca buku yang pertama juga. Di tahun tahun berikutnya, saya selalu antusias untuk baca buku berikutnya. Karena masih kecil dan tabungan belum cukup, maka saya hanya mampu meminjam novel ke saudara maupun teman.
Sekarang ketika udah kerja dan bisa beli barang sendiri saya justru sedih dengan cover baru Novel Harry Potter yang di Gubah tidak seperti dulu.
Karena nggak terima dengan cetakan cover yang baru, saya jadi tergugah untuk hunting novel cetakan lama (sama persis seperti yang saya baca waktu masih kecil). Jadilah saya mencari cari dimanapun novel 1 - 7 Harry Potter.
Saking semangatnya hunting novel cover lamanya Harry Potter, saya sempat ketipu juga sama penjual diOLX yang katanya langsung jual Novel 1 - 7 seharga Rp. 450.000,-.
Hahhaha bego banget memang, tapi ya namanya pengalaman sih dinikmati saja. (Lain kali harus lebih hati hati dan jeli sebelum membeli dan transfer).
Akhirnya beberapa bulan kemudian setelah insiden ketipu itu, saya bisa melengkapi koleksi buku Harry Potter 1 - 7 dengan cara beli 1 - 1 disitus jualan barang bekas semacam carousell, tokopedia, bukalapak bahkan sampe ke toko buku bekas Pasar Senen.
Masing masing novel saya dapat dengan harga sekitar 80 Rb - 200 Rb rupiah. Saya cicil beli perbuku ditiap bulan. Sekarang, koleksi novel Harry Potter saya di rak Buku adalah koleksi novel paling berharga karena usaha untuk mendapatkannya sangat susah (sampe ketipu pula) hahaha.
Buku Harry Potter saya dalam realita kehidupan aslinya :
Pertama kali baca novel Harry potter adalah sewaktu aku masih SD. Seri Harry potter yang saya baca yaitu Harry Potter & the chamber of secrets (Buku kedua). Dari situ imajinasi saya bergelora, senang sekali rasanya membaca novel yang membuat imajinasi ini bekerja. Cerita J.K Rowling menurutku luar biasa karena narasinya membuat semua orang yang suka cerita fiksi tenggelam dalam sebuah cerita.
Lalu setelah baca buku kedua Harry Potter, muncullah keinginan untuk baca buku yang pertama juga. Di tahun tahun berikutnya, saya selalu antusias untuk baca buku berikutnya. Karena masih kecil dan tabungan belum cukup, maka saya hanya mampu meminjam novel ke saudara maupun teman.
Sekarang ketika udah kerja dan bisa beli barang sendiri saya justru sedih dengan cover baru Novel Harry Potter yang di Gubah tidak seperti dulu.
Cover Harry Potter baru (Versi Indonesia)
Karena nggak terima dengan cetakan cover yang baru, saya jadi tergugah untuk hunting novel cetakan lama (sama persis seperti yang saya baca waktu masih kecil). Jadilah saya mencari cari dimanapun novel 1 - 7 Harry Potter.
Cover Lama Novel Harry Potter
Hahhaha bego banget memang, tapi ya namanya pengalaman sih dinikmati saja. (Lain kali harus lebih hati hati dan jeli sebelum membeli dan transfer).
Akhirnya beberapa bulan kemudian setelah insiden ketipu itu, saya bisa melengkapi koleksi buku Harry Potter 1 - 7 dengan cara beli 1 - 1 disitus jualan barang bekas semacam carousell, tokopedia, bukalapak bahkan sampe ke toko buku bekas Pasar Senen.
Masing masing novel saya dapat dengan harga sekitar 80 Rb - 200 Rb rupiah. Saya cicil beli perbuku ditiap bulan. Sekarang, koleksi novel Harry Potter saya di rak Buku adalah koleksi novel paling berharga karena usaha untuk mendapatkannya sangat susah (sampe ketipu pula) hahaha.
3. Perintilan Flatlay
Saya selalu kagum sama orang orang yang bisa bikin foto produk flatlay. Karena saya pingin punya foto seperti itu juga, saya mulai mencari printilan foto flatlay yang bisa digunakan untuk foto produk berikutnya (biasanya kalau lagi review produk kecantikan gitu). Hunting printilan foto flatlay memang rada tricky, disisi lain kalau nggak kepakai malah justru akan memenuhi tempat. Tapi disisi lain, perintilan flatlay selalu lucu lucu dan menggemaskan. Belinya bikin bahagia !
4. Skincare
Nggak tau sebenernya ini bisa disebut sebagai koleksi atau nggak, karena skincare pasti punya "masa berlaku" jadi ada tanggal expirednya. Dan skincare, adalah barang yang akan datang dan pergi. Kalau udah habis ya pilihannya mau beli lagi atau ganti yang lain.
Tapi skincare ku ternyata banyak juga, karena banyak maka skincare ini juga kujadikan objek untuk tulisan blog ini (dijadiin review). Inilah yang kumaksud hobby koleksi barang bisa menguntungkan, karena dari review blog ini ga jarang juga saya dapat produk dari brand untuk direview.
Karena saya sobad misqueen, biasanya skincare yang dapet dari brand termasuk dalam kategori "Penghematan" karena saya nggak perlu beli skincare sendiri.
Tapi, disisi lain tumpukan skincare yang banyak juga kadang bikin pusing. Rasanya pingin jual semuanya karena takut mubadzir alias keburu expired. Jadi tumpukan skincare yang SECUKUPNYA ada dimeja rias justru bikin saya bahagia karena saya cukup investasi untuk merawat diri.
Kalau skincare saya abis, ada rasa luar biasa bahagia didalam diri ini.
It means, saya gak buang buang duit untuk sesuatu yang tidak saya pakai.
5. Cemilan
Cemilan pun silih berganti.
Kalau abis, pasti beli lagi.
Tapi karena saya adalah anak kos yang selalu sedia cemilan. Maka izinkan saya untuk menyebut cemilan sebagai koleksi. Hahhaa
Itu dulu deh koleksi saya sebagai anak kos.
Nanti kalau udah punya rumah sendiri, pasti koleksi saya bukan lagi cemilan melainkan panci, gelas, dan tupperware.
Atau bahkan toples?
Entahlah.
Kita lihat saja nanti.
Kalau kamu? Apa saja koleksi barang dirumahmu ?
Tulisan ini adalah rangkaian tulisan
yang terinspirasi dari BPN 30 Days Blog Challenges
Tapi bikin versi sendiri dibulan Januari karena udah telat mau ikutan.
hahahaha.
yang terinspirasi dari BPN 30 Days Blog Challenges
Tapi bikin versi sendiri dibulan Januari karena udah telat mau ikutan.
hahahaha.
Comments
Post a Comment
Tanda tangan berupa ketikan komentar di perbolehkan. GRATIS! ^^