[Keliling Bandung] : Jalan Jalan ke Floating Market Lembang

Suatu hari di bulan Februari 2016 kemarin, saya sempat mengunjungi tempat wisata Hits di daerah Lembang Bandung, yaitu kawasan Floating Market Lembang. Kawasan wisata ini menggunakan konsep pasar terapung seperti pasar terapung Kuin di Kalimantan, bedanya kawasan ini bukan sengaja di bangun untuk dijadikan pasar terapung, tapi hanya konsep wisata kulinernya saja. Kalau pasar terapung kuin ada di sungai Barito, pasar terapung yang di Floating Market lembang ada di Situ Umar.

Eh. Kalau kamu dulu nonton RCTI dan ada ibu ibu senyum sambil pose tangan jempol diatas perahu pasar terapung, berarti kita seumuran pas masa kecil. hehe.

Perahu perahu di Floating Market Lembang ini bukan berada di tengah tengah lautan, tapi sudah disusun sedemikian rupa di pinggir pinggiran sungai, berjejeran di samping lantai kayu diatas Situ umar. Diatas lantai kayu itu. sudah ada meja meja makannya. Tapi kita kesini bukan untuk wisata kuliner kok, karan kita sudah makan siang di destinasi wisata yang sebelumnya.

Masih dengan Rombongan Kekenyangan.

Saya, Andri, Nabill, Jo, Endro, Gobs, Utha.

Tiket masuk kesini sekarang sudah IDR 20K, alias 20 Ribu Rupiah. Kalau di web web yang lain kayaknya masih 15rb an deh.

Sebenernya nyantumin Harga tiket di blog itu belum tentu berguna yah ? karena bisa aja besok besok udah naik lagi harganya, subsidi masuk ke kawasan ini mungkin nanti di Cabut juga oleh pak Jokowi. Kan bisa jadi.

Tiketnya bisa di tukerin berbagai macam minuman yang tersedia di Lobby.

Pertama kali masuk ke kawasan ini, saya sudah jatuh cinta sama suasananya.

Iya jatuh cinta pandangan pertama. Anginnya sejuk, udaranya dingin, dan nuansa pedesaannya dapet banget. Meskipun keliatan banget buatannya. Tapi seengaknya nggak ada bangunan pencakar langit yang bosan saya liat di Jakarta.

Kita waktu itu pengen naik perahu penyebrangan ini tapi karna antri lama dan tak kunjung di seberangin akhirnya kita nyerah juga.Untuk menggunakan perahu penyebrangan ini, kita cukup bayar kira kira 1000 rupiah sekali nyebrang, tapi kata salah satu temen saya

"siapin uang 2000 aja. Bayar toilet sekarang minimal 2000 lho, masa tega bayar bapak bapak yang nyebrangin kita dan berusaha melindungi kita biar ga tenggelam selama di atas Situ Umar cuma di kasih 1000 rupiah?"

Haha.

Tega aja sih.
*plak.

Di sisi lain pinggiran Situ Umar Kawasan Floating Market Lembang ini, ada beberapa rumah rumah Joglo buatan juga -biar dapat feel pedesaannya-. Rumah rumah joglo itu menjual berbagai pernak pernik oleh oleh.

Selain wisata air, wisata kuliner, toko pernak pernik oleh oleh. Disini kita bisa menjumpai berbagai macam alat seni daerah khas sana, serta lukisan lukisan bagus entah karya siapa. Yang jelas, kalau memang ini untuk menambah khas suasana pedesaan, menurut saya sukses banget.

Setelah jalan jalan, kita mau pulang.

Tapi masa udahan gitu aja?

Mau kemana kita ?

"udeh nih gini aja ?"
"Iya mau ngapain lagi ya, mau makan? masih kenyang"
"Eh aku pengen liat taman lavender lho, ada yang upload di instagram bagus banget" , Utha said

Yaudah yuk kita cari!

Kemudian kita berbondong bondong mencari cari.
Dimanakah Taman Lavender berada?

Tanya ke peta dulu. Tak menemukan titik taman lavender bagus yang katanya utha itu.
Tanya ke rumput yang bergoyang.
Kok malah Mereka yang goyang ?
Hm. lama lama kebelet pipis kebanyakan goyang.
Sok ke toilet dulu neng, toiletnya ada di sebelah kanan.
Krik krik.

Sudah hampir jam 4 sore itu, sudah hampir menyerah kita mencari cari taman lavender.
Akhirnya kita menemukan taman lavender yang katanya utha bagus itu.

Ini dia.

Udah nih gini aja taman lavendernya?
Kami pandang pandangan, tapi keburu ngakak sebelum saling jatuh cinta.
HAHAHAHA. JADI INI TAMAN LAVENDERNYA ?

Yaudah daripada nggak ada kenang kenangan, tetep foto aja lah ya. Sebelum foto kita siap siap dulu, menghindari tabrakan dengan kereta api. Kereta api yang isinya anak kecil di 3 gerbong. Salah satu anak kecil yang ada di gerbong nomor 3 sore itu terlihat sangat bosan naik kereta yang cuma muter muter gitu aja.

Kasian.

Coba kalo lagu pengiring kereta apinya di ganti lagu Sambalado by ayu tingting. Mungkin anak kecil itu, gak bakal selemes itu. Dia bakal goyang, sama masinisnya.

Insiden pencarian Taman Lavender memang mengecewakan, tapi teteup suasana pedesaan disini ngebuat ati kita Adhem lagi.