Di tahun 2016 ini, resolusi kecil saya adalah : Saya akan mulai baca baca buku lagi !
Dan saya kagum sama diri sendiri, karena sekarang berhasil menyelesaikan satu buku dengan 277 halaman ini dalam 1 hari!
Hore!
haha kemajuan kecil.
Buku yang saya baca kali ini adalah : Sabtu bersama Bapak. Tapi buku ini boleh dibaca dihari lain juga, ga cuma di hari sabtu karena kebetulan sabtu kemarin saya UAS. hehe #siapananya
Buku yang saya baca kali ini adalah : Sabtu bersama Bapak. Tapi buku ini boleh dibaca dihari lain juga, ga cuma di hari sabtu karena kebetulan sabtu kemarin saya UAS. hehe #siapananya
gambar : doc pribadi
Biasanya saking sibuknya, saya baca buku cuma satu bab satu bab, tapi gak selese selese. Mungkin karena ceritanya juga gitu gitu aja, jadi nggak ada rasa penasaran untuk lanjut. Sampe akhirnya bukunya nggak aku baca lagi. Tapi khusus buku ini, buku Sabtu bersama Bapak yang ditulis oleh Adhitya Mulya dengan penerbit Gagas Media. Saya membacanya seperti air yang mengalir, menyenangkan bahasa nya ringan dan tidak membosankan. Di awal cerita pun, Adhitya mulya sudah berhasil membuat mata saya berkaca kaca.
Bagaimana tidak membuat berkaca kaca ? Temanya saja sudah tentang sebuah keluarga Garnida, yang harmonis meskipun meskipun bapak Garnida telah tiada.
"Menjadi panutan bukan tugas anak sulung—kepada adik-adiknya. Menjadi panutan adalah tugas orangtua—untuk semua anak", Kata Pak Garnida - Sabtu bersama Bapak
Meskipun Ia Telah tiada, Adhitya Mulya membuat peran sang Bapak ini sangat dominan lewat keberadaan keberadaan video videonyanya. Video itu tetap di lihat putra putra nya (Satya dan Cakra). Video pertama kali di putar oleh Istrinya pak Garnida (yaitu Bu Itje) untuk anak anaknya di Kala Bapak Garnida barusaja meninggal. Tapi juga ada yang untuk di lihat saat umur umur tertentu, dan ada yang harus dilihat saat menjelang menikah.
"Di mata seorang anak, mungkin ada kalanya orangtua terkesan cerewet. Memberi tahu ini-itu yang tidak perlu, memberi tip yang dirasa tidak penting. Bawel, preachy, sedikit-sedikit ceramah. Padahal maksud orangtua itu baik. Hanya berbagi nasihat atau pengalaman, agar sang anak dapat menjalani fase hidup mereka dengan lebih kuat, lebih cerdas, dan lebih baik dari fase mereka dulu" - Sabtu Bersama Bapak
Jadi Inget bapak/Ayah sama ibu saya yang jauh disana, masih ada. Masih sehat. Semoga, selalu. Tapi rasa rindu ini, ah jadi pengen cepet cepet pulang.
“Hai, Satya! Hai, Cakra!” Sang Bapak melambaikan tangan.
“Ini Bapak.
Iya, benar kok, ini Bapak.
Bapak cuma pindah ke tempat lain. Gak sakit. Alhamdulillah, berkat doa Satya dan Cakra.
…
Mungkin Bapak tidak dapat duduk dan bermain di samping kalian.
Tapi, Bapak tetap ingin kalian tumbuh dengan Bapak di samping kalian.
Ingin tetap dapat bercerita kepada kalian.
Ingin tetap dapat mengajarkan kalian.
Bapak sudah siapkan.
Ketika punya pertanyaan, kalian tidak pernah perlu bingung ke mana harus mencari jawaban.
I don’t let death take these, away from us.
I don’t give death, a chance.
Bapak ada di sini. Di samping kalian.
Bapak sayang kalian.”
Ini adalah sebuah cerita. Tentang seorang pemuda yang belajar mencari cinta. Tentang seorang pria yang belajar menjadi bapak dan suami yang baik. Tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dengan penuh kasih. Dan…, tentang seorang bapak yang meninggalkan pesan dan berjanji selalu ada bersama mereka.
Itu adalah tulisan yang ada di belakang sampul buku, dan ada di awal cerita buku itu. Itu saja, sudah membuat mata saya berkaca kaca.
Dan yang saya suka sekali dengan prinsip hidup keluarga ini, tidak ingin merepotkan siapa siapa. Bahkan ibu itje, digambarkan sebagai seorang janda yang tegar.
"Ada orang yang merugikan orang lain. Ada orang yang merugikan keluarga yang menyayangi mereka. Ada orang yang hanya merugikan diri sendiri. Ada orang yang hanya berguna untuk diri sendiri. Ada orang yang berhasil menjadi berguna untuk keluarganya. Terakhir adalah orang-orang yang berguna bagi orang lain" - Sabtu Bersama BapakVideo video pak garnida ini, dijadikan sebagai advice yang di ingat selalu oleh Satya dan cakra. Satya dengan Keluarganya (Istrinya Rissa, dan 3 anaknya) Sedangkan Cakra dengan proses mencari cintanya yang tak semulus Satya.
Selain pelajaran tentang prinsip hidup, juga ada beberapa pelajaran tentang menjaga hubungan baik dengan orang lain.
"Bahwa meminta maaf ketika salah adalah wujud dari banyak hal. Wujud dari sadar bahwa seseorang cukup mawas diri bahwa dia salah. Wujud dari kemenangan dia melawa arogansi. Wujud dari penghargaan dia kepada orang yang dimintakan maaf." - Sabtu Bersama BapakDalam dunia percintaan, yang diperankan oleh cakra yang sedang mencari cinta.. Ada Advice mengenai saling melengkapi..
"Membangun sebuah hubungan itu butuh dua orang yang solid. Yang sama-sama kuat. Bukan yang saling ngisi kelemahan. Karena untuk menjadi kuat, adalah tanggung jawab masing-masing orang. Bukan tanggung jawab orang lain karena kata oprah winfrey -Find someone complimentary, not supplementary- Nah misalnya kita agamanya kurang kuat… Lalu cari calon suami yang agamanya kuat… Nanti waktu kita abis dengan suami nguatin kita, padahal setiap orang sebenernya wajib menguatkan agamanya terlepas dari siapapun jodohnya…. " , Kata Cakra dalam Sabtu Bersama Bapak
Nah jadi gombalan tentang "Kita saling melengkapi", Nggak berlaku di novel ini hihi.
Jadi jadi.. Gimana sih cerita cinta nya cakra disini ? Hmm.. You better read it by yourself then ^^
Menurut Saya :
Jadi jadi.. Gimana sih cerita cinta nya cakra disini ? Hmm.. You better read it by yourself then ^^
Menurut Saya :
Buku ini adalah buku semi parenting, juga buku yang pas dibaca baik untuk wanita atau pria.
Di sisi Wanita, adalah tentang bagaimana Ia harus berlaku pada suaminya kelak. Untuk pria juga, tentang bagaimana Ia memilih Wanitanya kelak.
"Jika ingin menilai seseorang, jangan nilai dia dari bagaimana dia berinteraksi dengan kita, karena itu bisa saja tertutup topeng. Tapi nilai dia dari bagaimana orang itu berinteraksi dengan orang-orang yang dia sayang contohnya ibunya", Kata Bu Itje - Sabtu Bersama BapakKarena ini review, aku meratingkan 4/5 !
*tepuk tangaaan*
Kabarnya, Film ini akan diangkat ke layar lebar yang akan di garap oleh Monty Tiwa dengan rumah produksi Moviesta dan juga Maxima Pictures.
Deva mahenera : Cakra, Arifin putra : Satya, Acha Septriasa : Rissa
Abimana Aryasatya sebagai pak Garnida, dan Ira wibowo sebagai : Bu Itje
Sheila Dara Aisha sebagai Ayu.
gambar dapet dari : (sini)
Semoga Filmnya tidak mengecewakan! :)
wahai calon bapak ibu di dunia, kapan baca buku ini?
hmm... baca buku lagi.. biar lancar nulis lagi..
ReplyDeleteo ya lail.. blog nya udah dipasang dilaman blog BW gw tuh, cek aja.. bingung mau bahas dimana tadi, yaudah disini aja, takut nyasar dan tak tarah jalan pulang, aku tanpamu.. butiran debu.. jreng
oeyy oke sob nanti di tambah diblogroll yaaak thank youu !
DeletePas ke gramedia sempet liat buku ini dari kejauhan. Kirain buku curhatan, jadi nggak di sentuh sama sekali. Nyesel deh,apalagi setelah liat review ini. Pengen baca jadinya, masukin list yang wajib dibeli tahun ini deh hehe.
ReplyDeleteSemoga bisa lekas pulang untuk menuntaskan rindu kepada ibu dan bapaknya ya dek :)
iyaw kak maaciw ^^
Deletecepet di baca giiih *beliii belii, atau download ebook kayak yang dibawah komentar ini*
Kemajuan kecil akan mengarah ke kemajuan besar. Kalo sekarang bisa namatin satu buku setebel 277 halaman, who knows ke depannya bisa namatin yang lebih tebel lagi? Semakin banyak baca, semakin nambah wawasan & kosakata. Resolusinya keren tuh. Go for it :D
ReplyDeleteBuku ini emang bagus kok, saya punyanya malah yang versi e-book (rekomendasi dari Google Play Store), biar praktis dibaca dimana aja hehe. Yup, ceritanya mengalir lancar. Adhitya Mulya seolah tahu gimana mesti menggaet pembaca dengan alur ceritanya yang ngga bertele-tele dan mudah untuk diikutin. Wah, mudah-mudahan versi filmnya sesuai ekspektasi :)
wahaha ebook ya.. kalau ebook emangnya full?
DeleteFull, dari cover awal sampe belakang. Bedanya cuma fisik dan non fisik aja :)
Deletewaaah gitu yaah.. tp kalo bukunya bagus sih aku prefer punya lah mas *padahal ini minjem*
Deleteaku pernah pake ebook tp ada halaman hilang, ebook buku matematika pelajaran gitu lho hhi
sering abnget lihat buku ini tapi sampe skrg masih belum baca, pengen baca tapi selalu nggak sempat....hehehe
ReplyDeletebaca buku ine cepet kok mbak ^^
DeleteAcha ini makin ngehits ya, di penghujung dan awal tahun ini makin banyak film2 Indonesia yang dibintanginnya. Dan buku ini juga sering saya lihat seliweran di mana :D
ReplyDeletehaha iya ya mbak acha ini main film yang diangkat dari buku buku bagus lho *manggut manggut*
Deletecerita sabtu bersama bapak emang keren banget. Pokoke ditunggu deh untuk filmnya, semoga bisa lebih keren dari bukunya :')
ReplyDeleteHmmm saya aminin saja yah hihi
DeleteAmiin
Saya sudah menjadi Bapak sekarang. Dan sepertinya saya bisa merasakan apa yang di rasakan Bapak saya dulu. Dulu saya merasa kalau orang tua saya bawel dan cerewet banget. Setelah saya mempunyai anak, baru sadar. Orang tua selalu merasa paling bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan anaknya. Bukan bawel atau cerewet, lebih tepatnya ingin yang terbaik untuk anaknya.
ReplyDeleteiya. bapak coba baca buku iniii ^^ keren
DeleteDuh saya jadi bingung nih untuk baca yang mana terlebih dahulu. Dilan, Sabtu bersama Bapak, Pulang, Ayah menanti di waiting list bacaan selanjutnya hehehe.
ReplyDeleteAku juga lagi baca novel ayah, nanti jangan lupa review nya yak haha
DeleteNovel ini sering aku liat di Gramedia. Dan gencar direkomendasiin sama Yoga dan Darma buat dibaca. Mereka sampe kesel kalau novelnya dipinjam lama. Saking bagusnya. Huaaaaa sekarang belum bisa beli. Sedih :'(
ReplyDeleteBener banget. Buku ini semi parenting. Juga jadi pembelajaran buat pria ataupun wanita dalam memperlakukan pasangannya dengan baik. Keren. Makasih reviewnya ya, Laili! :))
Iyaw sama sama ichaa
Deletesemoga filmnya bisa sebagus novelnya yah Mbak :) karena kebanyakan film yang diangkat dari novel itu mengecewakan :(
ReplyDeleteiya karena imajinasi orang itu beda beda mba, kadang apa yang kita imajinasikan di pikiran kita saat membaca buku jauh berbeda dengan yang di angkat di layar lebar makanya lebih sering mengecewakan yaa ^^
DeleteTp untuk film 5 cm misalnya, itu bagus kok hehe
atau karena aku liat filmnya dulu ya baru baca bukunya ?
Baru dapat bocoran dikit aja saya sudah yakin kalau novel ini bagus mbak Laili, iya saya jadi berkaca-kaca nih :)
ReplyDeleteKata-kata paling jleb itu yang petikan terakhir : sikap kita yang sebenarnya adalah apa yang kita lakukan terhadap keluarga, terutama ibu, duhh..saya sudah baik belum ya pada ibu? :)
Semogaa ^^
Deletequotenya bagus2 :* keren inih kalau diangkat jadi filem. semoga hasilnya gak mengecewakan.. film keluarga sepertinya menarik, tidak melulu film abg.. xixiix
ReplyDeleteAmiiin
Deletekayaknya pernh lihat novel ni...
ReplyDeleteLiat doang ya baca belom ? hha
Deletekayaknya sibuk banget ya situ? hehe jadi susah buat bagi waktu untuk baca buku hhe. gue juga kadang gak baca sampai habis buku gara2 gak bikin gue penasaran endingnya. menurut gue buku yang bagus adalah buku yang endingnya gak bisa di tebak.
ReplyDeleteoh iya. Semoga resolusi kecilnya ini kewujud terus ;)
Kadang kalau di kantor pagi pagi riweuh dan meja aku didepan meja manager gitu sih jadi kagok mau baca novel
DeleteAmiin makasiii
buku dan filmnya aku belum tau, reviewnya bagus mbak, jadi penasaran sama Sabtu bersama bapak, apalagi filmnya yang garap Monti tiwa, keknya bakal jadi film yang tunggu tunggu nie^^
ReplyDeleteAmiiin..
Deletealhamdulilah kalau baca review ini jadi penasaran, soalnya aku kira reviewnya terlalu keblablasan hhi
PEnafsiran dan imajinasi orang memang berbeda beda ya. Salut sama reviewnya. Ada beberapa kutipan yang sangat saya sukai di sini. Memberi semngat dan Inspirasi sekali
ReplyDeleteTerimakasih ^^
Deletewahh ini buku sudah lama saya tahu, dan sebenarnya setiap melihat pajangannya di toko buku, belum ada "sesuatu" yang menggerakkan saya buat membelinya. Sepertinya review bukunya bisa menggerakkan saya nih :))
ReplyDeleteoh iya, kalau ada waktu main ke blog sya ya :D
Wah makasiih silahkan di beli bukunya biar nggak penasaran ^^
DeleteBuku Sabtu bersama bapak memang patut di apresiasi,, walaupun saya sebenarnya gak begitu suka membaca *hah :v kalau bacanya dihayati dan rada baper mungkin pasti bakalan terharu dan membuat kita berkaca - kaca, apalagi kalau senadinya buku yang ditulis itu ada kemiripan sama kehidupan orang yang membacanya ...
ReplyDelete"Jika ingin menilai seseorang, jangan nilai dia dari bagaimana dia berinteraksi dengan kita, karena itu bisa saja tertutup topeng. Tapi nilai dia dari bagaimana orang itu berinteraksi dengan orang-orang yang dia sayang contohnya ibunya" entah kenapa saya sangat setuju banget sama inih yah, tapi itu bener banget cuy... xixixix
hahaha bener banget ya
DeleteEhmm iyanih bagus yah katanya tapi aku belum baca, parenting juga katanya. Jadi inget bapak yaaa
ReplyDeleteiya betul banget jd inget bapak di rumah tauuk <3
DeleteBisa masuk daftar belian untuk bulan Februari; karena bulan Januari ini udah beli 3 buku :-D
ReplyDeleteHaha suka baca juga toh, oke semoga segera ter realisasikan :)
DeleteGw udah sering nih denger dan baca review tentang buku ini. Dan.. banyak juga yg menyarankan buat baca ini buku.
ReplyDeleteAdhitya Mulya emg keren, gw baru baca tulisan dia di blognya aja. hehe..
Reviewmu keren, apalagi ditambahi quote2 yg ada di dalam buku itu.
Hallo laili :)
ReplyDeleteGimana udah nnton filmnya belum?
halooo meyta.. belum sempet nonton nih.. gatau ih knp kalo film dari buku aku takut kecewa liatnya haha
Delete